Ini kisahku, apa kisahmu? #2


Ini sudah hari keempat aku menunggu pria itu lewat di taman dekat sekolahku, berharap bisa bertemu lagi dengannya. Hari semakin terik, hawa panas siang ini benar-benar membuat tubuhku gerah. Ku putuskan membeli minum untuk melepaskan dahaga yang menyiksa siang ini. Sambil menunggu penjualnya datang, ku duduk di bangku depan warung kecil tersebut. Tanpa pikir panjang aku pesan satu botol minuman dingin pada seseorang yang berdiri di samping ku, “ Mas minuman dingin satu ya?”, pesanku. “ Yang ini mau mbak?”, sambil menyodorkan sebotol minuman teh. Tak sempat aku menoleh, langsung aku sodorkan uangku. “Ya makasih mas, ini mas uangnya ambil aja kembaliannya”, kataku sambil menerima botol minuman. “Maaf mbak, saya bukan penjualnya”, jawab pria itu. Aku langsung menoleh ke atas dan astaga pria ini…
Tanpa basa-basi aku langsung menyerahkan buku hariannya dan kami pun akhirnya bercerita panjang lebar. Beberapa saat kemudian aku mengajaknya main ke rumah untuk melanjutkan ceritanya. Kebetulan ibu belum pulang dari kerja hanya ada bi Inah di rumah. Dia pun bercerita siapa perempuan yang ada di buku hariannya tersebut. Bertahun-tahun lamanya ia mencari perempuan itu dan berharap masih bisa bertemu meski sekejap saja. Awalnya dia juga kaget saat bertemu denganku, karena wajahku mirip sekali dengan perempuan yang ada dalam foto itu. Di tengah obrolan kita, tiba-tiba ibu datang dan serempak kita menoleh ke ibu. Dan betapa kagetnya ibu saat melihat pria itu…
Ya Tuhan ternyata pria itu tidak lain kakak kandungku yang selama ini dicari ayah dan ibu. Dulu sewaktu masih balita ibuku menitipkan kakak ke bibiku yang tinggal di Surabaya. Saat itu kondisi perekonomian keluarga kami sedang di uji dan akhirnya mereka memutuskan untuk merantau ke Jakarta mencari pekerjaan yang lebih layak. Pada suatu hari ibu melihat berita di TV bahwa terjadi kebakaran besar-besaran di Pasar dekat salah satu Stasiun besar di Surabaya. Sedangkan rumah bibi tidak jauh dari tempat kejadian. Kabar terakhir yang mereka dengar dari sanak saudara, bibi telah meninggal dunia tapi kakak tidak diketemukan.
Semenjak kejadian itu orangtuaku sangat sedih dan terus berusaha melacak keberadaan kakak. Ya inilah takdir dari Tuhan, kita dipertemukan kembali lewat ketidaksengajaanku menabraknya beberapa hari yang lalu. Foto yang ia simpan itu satu-satunya barang yang ia temukan saat kebakaran naas itu terjadi. Berharap melalui foto itu ia dapat menemukan kembali keluarganya.
Ibu pun bahagia bukan kepalang, anak laki-lakinya yang selama ini beliau cari ada di depan mata. Keyakinan beliau bertambah saat melihat tanda di ujung jari telunjuk kiri kakak. Itu satu-satunya tanda yang sangat ibu ingat tentang kakak. Pantas saja aku sering memimpikan pria tampan itu dan sangat merindukannya, ternyata dia adalah kakakku. Ya kakakku Alfarizi namanya.
“Mila, ayo ajak kakak mu ke kamar, biarkan dia istirahat sejenak jangan diajak ngobrol terus”, kata ibu sambil tersenyum lega. “Bentar Bu, aku masih kangen ma kakak, ahh tak ku sangka…aku punya kakak segagah dan setampan ini,hahaha”, jawabku dengan tawa. “ Dasar, adikku genit juga ternyata”, sahut kakak sambil memelukku dari belakang. Inilah kisahku kawan, apa kisahmu? Apapun yang terjadi dalam hidup ini pasti ada hikmah dibalik kisah hidup manusia. Yakin dan berserah dirilah pada Allah.

0 komentar:

Posting Komentar