Ini sudah hari keempat aku menunggu pria itu lewat di taman dekat
sekolahku, berharap bisa bertemu lagi dengannya. Hari semakin terik, hawa panas
siang ini benar-benar membuat tubuhku gerah. Ku putuskan membeli minum untuk
melepaskan dahaga yang menyiksa siang ini. Sambil menunggu penjualnya datang,
ku duduk di bangku depan warung kecil tersebut. Tanpa pikir panjang aku pesan satu
botol minuman dingin pada seseorang yang berdiri di samping ku, “ Mas minuman
dingin satu ya?”, pesanku. “ Yang ini mau mbak?”, sambil menyodorkan sebotol
minuman teh. Tak sempat aku menoleh, langsung aku sodorkan uangku. “Ya makasih
mas, ini mas uangnya ambil aja kembaliannya”, kataku sambil menerima botol
minuman. “Maaf mbak, saya bukan penjualnya”, jawab pria itu. Aku langsung
menoleh ke atas dan astaga pria ini…
Tanpa basa-basi aku langsung menyerahkan buku hariannya dan kami
pun akhirnya bercerita panjang lebar. Beberapa saat kemudian aku mengajaknya
main ke rumah untuk melanjutkan ceritanya. Kebetulan ibu belum pulang dari
kerja hanya ada bi Inah di rumah. Dia pun bercerita siapa perempuan yang ada di
buku hariannya tersebut. Bertahun-tahun lamanya ia mencari perempuan itu dan
berharap masih bisa bertemu meski sekejap saja. Awalnya dia juga kaget saat
bertemu denganku, karena wajahku mirip sekali dengan perempuan yang ada dalam
foto itu. Di tengah obrolan kita, tiba-tiba ibu datang dan serempak kita
menoleh ke ibu. Dan betapa kagetnya ibu saat melihat pria itu…
Ya Tuhan ternyata pria itu tidak lain kakak kandungku yang
selama ini dicari ayah dan ibu. Dulu sewaktu masih balita ibuku menitipkan
kakak ke bibiku yang tinggal di Surabaya. Saat itu kondisi perekonomian
keluarga kami sedang di uji dan akhirnya mereka memutuskan untuk merantau ke
Jakarta mencari pekerjaan yang lebih layak. Pada suatu hari ibu melihat berita
di TV bahwa terjadi kebakaran besar-besaran di Pasar dekat salah satu Stasiun
besar di Surabaya. Sedangkan rumah bibi tidak jauh dari tempat kejadian. Kabar
terakhir yang mereka dengar dari sanak saudara, bibi telah meninggal dunia tapi
kakak tidak diketemukan.
Semenjak kejadian itu orangtuaku sangat sedih dan terus berusaha
melacak keberadaan kakak. Ya inilah takdir dari Tuhan, kita dipertemukan
kembali lewat ketidaksengajaanku menabraknya beberapa hari yang lalu. Foto yang
ia simpan itu satu-satunya barang yang ia temukan saat kebakaran naas itu
terjadi. Berharap melalui foto itu ia dapat menemukan kembali keluarganya.
Ibu pun bahagia bukan kepalang, anak laki-lakinya yang selama
ini beliau cari ada di depan mata. Keyakinan beliau bertambah saat melihat
tanda di ujung jari telunjuk kiri kakak. Itu satu-satunya tanda yang sangat ibu
ingat tentang kakak. Pantas saja aku sering memimpikan pria tampan itu dan
sangat merindukannya, ternyata dia adalah kakakku. Ya kakakku Alfarizi namanya.
“Mila, ayo ajak kakak mu ke kamar, biarkan dia istirahat sejenak
jangan diajak ngobrol terus”, kata ibu sambil tersenyum lega. “Bentar Bu, aku
masih kangen ma kakak, ahh tak ku sangka…aku punya kakak segagah dan setampan
ini,hahaha”, jawabku dengan tawa. “ Dasar, adikku genit juga ternyata”, sahut
kakak sambil memelukku dari belakang. Inilah kisahku kawan, apa kisahmu? Apapun
yang terjadi dalam hidup ini pasti ada hikmah dibalik kisah hidup manusia.
Yakin dan berserah dirilah pada Allah.